Rabu, 02 Desember 2009

UNESCO Akui Aksara Jawa Setara Alfabet Latin, Cina dan Arab

Enter a description of the photo here
UNESCO mengakui aksara Jawa atau tulisan Jawa sederajat dengan huruf-huruf lain yang diakui internasional, seperti huruf Latin, Cina dan Arab, dan digunakan dalam komputer.
Apa makna pengakuan UNESCO ini bagi budaya Jawa umumnya dan tulisan Jawa khususnya di waktu mendatang? Dr. Budya Pradipta - seorang pakar Budaya Jawa mengungkapkan tanggapannya kepada Radio Nederland Wereldomroep:
Budya Pradipta [BP]: Kalau kita lihat secara global, maka makin lama dunia itu makin dekat. Timur dan Barat, Utara dan Selatan, Tenggara dan Barat Laut, apa artinya? Bahwa dunia yang maju itu amat memperhatikan budaya-budaya yang mempunyai daya kekuatan, tetapi tidak terperhatikan, karena sesuatu hal.
Arti bagi dunia Jawa, itu ada dua macam; yang satu kaderisasi, yang satu lagi adalah kesadaran budaya. Secara kaderisasi memang budaya Jawa termasuk bahasa dan sastranya sudah agak lama tidak mendapatkan perhatian. Tetapi justru akhir-akhir ini, kira-kira lima sampai 10 tahun terakhir itu, sudah mulai banyak rintisan yang bersumber dan berasal dari daerah-daerah.
Mungkin ini akibat adanya desentralisasi atau demokratisasi seni bahasa dan budaya. Nah, akibatnya, orang-orang daerah, atas kesedarannya sendiri, menengok budayanya sendiri, untuk menukik lebih dalam untuk mengetahui sesungguhnya tentang jatidiri, kepribadian dan kebudayaannya sendiri.
Secara singkat makna pengakuan itu menyadarkan kita bahwa budaya Jawa itu mendapatkan perhatian. Nah, sayangnya orang-orang dan masyaratkat Jawa itu sering melupakan bahasanya sendiri, tetapi kemudian tergugah kembali, apabila sudah ada pengakuan ataupun penghargaan dari internasional, misalnya.
Radio Nederland [RNW]: Anda mengatakan, bahwa dalam waktu lama budaya Jawa, tulisan Jawa dilupakan orang.

BP: Sebetulnya secara tidak langsung itu di dalam negeripun demikian. Orang dan masyarakat Jawa itu, kurang memperdulikan miliknya sendri, yang merupakan jatidiri budaya Jawa. Apabila telah bangkit penghargaan kembali terhadap budaya dan sastra Jawa, termasuk di dalamnya tulisan.
Dari segi tulisan, banyak sekali naskah Jawa, tertama yang di perpustakaan nasional, di lingkungan kraton yang juga belum terungkap. Jadi sekali lagi, bahwa timbulnya penghargaan dan pengkuan itu sedikit banyak mendorong kita-kita, orang dan masyarakat Jawa untuk memperlajarinya.
RNW: Jadi bisakah ini kita anggap bahwa pengakuan UNESCO terhadap aksara Jawa maka ini akan mendorong dan berusaha memasukkannya ke dalam program komputer seperti tulisan Tionghoa, tulisan Arab, Latin dan sebagainya. Dapatkan saya katakan bahwa ini merupakan dampak yang bisa mencegah punahnya tulisan Jawa?

BP: Ya, betul pak. Sebetulnya komputerisasi tulisan Jawa itu sudah ada. Hanya saja belum disosialisasikan. Jadi singkat kata, apabila ditambah dengan kesadaran budaya orang dan masyarakat Jawa, jelas itu akan menaik kembali. Bahwa Unesco membikin pengakuan terhadap tulisan Jawa, itu sebenarnya kita harus merasa bangga.
Di samping kita harus menyadari bahwa tulisan Jawa yang sudah lama dipakai, sejak abad delapan - sembilan itu, masih bisa bertahan dengan catatan, harus dipelajari atau diajarkan. Dan alhamdullillah di bidang pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra Jawa di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Itu sudah mulai dibangun kembali.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

gan..ngopy ini ya???
dapat dari mana gan?
wkwkwkwkwkwk...
keep posting yo...terima kasih telah berkunjung di Inilah 10 hal yang membuat warga Indonesia bangga!
http://recyclearea.wordpress.com/2010/02/02/inilah-10-hal-yang-membuat-warga-indonesia-bangga/

azhaRFLz mengatakan...

@recyclearea
sip gan..

lupa tuh, udah lama postingnya masalahe..

makasih telah berkunjung juga...